Laporan Bacaan 4
LAPORAN BACAAN
OLEH: RAHANETA DEWI
(11901068)
Identitas
Buku
Judul : Perkembangan
Belajar Peserta Didik
Penulis : Dra. Rifda
Eliyasni, M.Pd. , Dra. Rahmatina, M.Pd. , dan M. Habibi, M.Pd
Penerbit : Literasi
Nusantara
Tebal : 126 Halaman
I. PENDAHULUAN
Buku yang dilaporkan adalah buku
yang berjudul Perkembangan Belajar Peserta Didik yang ditulis oleh Dra. Rifda
Eliyasni, M.Pd. , Dra. Rahmatina, M.Pd. , dan M. Habibi, M.Pd. Buku ini diterbitkan pada bulan
desember tahun 2020 dan
dicetak di Malang
oleh penerbit Literasi Nusantara dengan tebal 126 halaman.
Materi
dalam buku ini disajikan dalam beberapa bab yang selalu didahului oleh
penjelasan isi bab dan tujuan instruksional yang dapat dijadikan patokan oleh
pembaca untuk memahami materi setiap subbab. Adapun cakupan materi secara umum
yang dibentangkan dalam buku ini antara lain: Pertumbuhan dan perkembangan,
teori-teori perkembangan anak, tugas perkembangan anak, perkembangan fisik dan
konseptual, perkembangan intelektual dan kreativitas anak Poma perkembangan
sosial anak usia sekolah dasar perkembangan emosional anak usia sekolah,
perkembangan moral anak usia sekolah dasar, perkembangan bahasa anak usia
sekolah dasar, proses pembelajaran di sekolah dasar, motivasi peserta didik
dalam belajar, dan lingkungan perkembangan anak usia sekolah dasar.
II. LAPORAN
BAGIAN BUKU
Buku Perkembangan
Belajar Peserta Didik Sebuah Pengantar yang ditulis oleh Dra. Rifda
Eliyasni, M.Pd. , Dra. Rahmatina, M.Pd. , dan M. Habibi, M.Pd. Buku ini diterbitkan pada tahun
2020 dan dicetak di Malang oleh penerbit Literasi
Nusantara dengan
tebal 126 halaman. Disusun dengan komposisi
materi yang sesuai dengan kebutuhan pengetahuan dalam perkembangan belajar peserta didik,
agar calon guru dapat mengetahui proses perkembangan peserta didik sehingga
calon guru dapat mempersiapkan diri dalam menghadapi perkembangan peserta didik.
Bab
I: Pertumbuhan Dan Perkembangan
Bab I menyajikan tentang Pada bab
ini menjelaskan tentang pengertian pertumbuhan dan perkembangan pengertian
kematangan, prinsip-prinsip perkembangan, kematangan dan pengalaman dalam
perkembangan, dan faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan.
Pertumbuhan dan perkembangan
merupakan dua konsep yang sebenarnya berbeda, Walau terkadang banyak orang yang
bingung karena tidak bisa membedakan keduanya. Hal ini dikarenakan pembahasan
tentang pertumbuhan akan berkaitan dengan perkembangan. Meskipun berbeda,
istilah ini memiliki keterhubungan, keduanya seiring sejalan dalam menyukai
tumbuh kembang anak dalam jangka waktu tertentu.
Pertumbuhan merupakan transformasi
bentuk dan jumlah sel atau jaringan pada tubuh makhluk hidup titik Hal ini
menyebabkan terjadinya perubahan fisik dan struktur tubuh baik secara parsial
maupun keseluruhan, perubahan ini dapat diukur menggunakan satuan tertentu.
Adapun perkembangan adalah perubahan yang sifatnya kualitatif, berlangsung
secara kontinu menuju arah yang lebih baik sepanjang kehidupan manusia. Kematangan
atau maturasi adalah kondisi sempurna dan kesiapan fungsi fisik serta psikis
untuk melaksanakan tugas dalam suatu tahap perkembangan titik kematangan
bersifat natural, maka walaupun pembauran dan Lingkungan sangat mendukung, akan
tetapi Bila Waktunya belum tiba atau belum matang secara otomatis fungsi
kehidupan belum bisa dijalankan.
Konsep anak sebagai totalitas merupakan pernyataan
atas kesempurnaan fungsi berbagai sistem yang membentuk satu kesatuan individu.
Memuat tiga pengertian, yaitu:
1. Anak adalah makhluk hidup yang merupakan suatu
kesatuan dari keseluruhan aspek yang terdapat dalam dirinya,
2. Keseluruhan aspek anak saling terjalin satu sama
lain,
3. Anak berbeda dari orang dewasa bukan hanya fisik,
melainkan keseluruhan.
Berikut ini beberapa prinsip perkembangan yang mesti
dipahami yaitu sebagai berikut:
1. Aspek-aspek perkembangan anak yaitu fisik, sosial
emosional dan spiritual berhubungan satu sama lain.
2. Perkembangan anak berproses dalam tahapan yang
teratur.
3. Perolehan tahapan pertumbuhan dan perkembangan
bervariasi pada setiap anak.
4. Pengalaman awal menjadi kontrol yang bersifat
kumulatif terhadap perkembangan.
5. Perkembangan berjalan dalam arah yang dapat
diprediksikan.
6. Perkembangan belajar anak terjadi pada dan
dipengaruhi lingkungan sosial yang majemuk.
Tingkat
kematangan maupun pengalaman sama-sama berpengaruh terhadap perkembangan anak
titik kematangan merupakan perubahan yang terjadi secara teratur berdasarkan
genetik yang sudah mencapai titik puncak atau titik terbaiknya. Kematangan akan
memunculkan perilaku yang dipengaruhi oleh pertumbuhan jasmani dan kesiapan
cara Setiap anak. Pengalaman berkaitan dengan lingkungan, nutrisi, dan
perlakuan atau pendidikan. Hal ini juga mempengaruhi perkembangan anak.
Pada hakekatnya terdapat dua faktor utama yang
mempengaruhi perkembangan anak yaitu faktor genetik atau herediter dan faktor
lingkungan.
1. Faktor genetik
Faktor genetik disebut sebagai faktor bawaan atau
faktor internal.
2. Faktor lingkungan
Dalam perjalanannya, faktor lingkungan lebih banyak
berkontribusi terhadap perkembangan anak. Hal ini dikarenakan durasi anak
berinteraksi dengan lingkungan lebih lama. Maka dari itu lingkungan memberikan
pengaruh lebih besar sangat menentukan tercapai atau tidaknya potensi bawaan.
Bab
II: Teori-teori
Perkembangan Anak
Perkembangan anak bukan sesuatu yang bersifat mutlak
atau pasti, terutama pada proses dan hasil perolehannya. Perkembangan dan
pertumbuhan anak dapat ditelusuri berdasarkan beberapa argumen dari para ahli,
diantaranya teori perkembangan psikoanalisis (Sigmund Freud), teori perkembangan
psikososial (Erikson), dan teori perkembangan kognitif (Jean Peaget).
Bab
III: Tugas
Perkembangan Anak
Tugas-tugas perkembangan sebagai tugas yang muncul pada periode tertentu
dalam rentang kehidupan individu, yang apabila tugas itu dapat berhasil
dituntaskan akan membawa kebahagiaan dan kesuksesan dalam menuntaskan tugas
berikutnya, sementara apabila gagal, maka akan menyebabkan ketidakbahagiaan
pada diri individu yang bersangkutan, menimbulkan penolakan masyarakat, dan
kesulitan-kesulitan dalam menuntaskan tugas-tugas berikutnya. Tugas
perkembangan pada usia kanak-kanak dimulai dari usia 2 (dua) sampai dengan 13 (
tiga belas tahun). Usia kanak-kanak dibagi menjadi dua (dua) periode yaitu usia
pra sekolah dan usia sekolah. Usia pra sekolah disebut dengan kanak-kanak awal
(early childhood), dan usia sekolah disebut dengan kanak-kanak akhir (late
childhood).
Bab
IV: Perkembangan Fisik Dan Konseptual
Perkembangan fisik adalah
perkembangan yang berkaitan dengan tinggi dan berat, serta bentuk tubuh, juga
perkembangan otak. . Pada usia sekolah dasar, berbeda pada usia–usia
sebelumnya. Usia 6-12 tahun perkembangan fisik relatif lebih lambat dan lebih
konsisten. Laju perkembangan seperti ini berlangsung sampai terjadinya
perubahan- perubahan besar pada awal masa pubertas. Perkembangan porporsi atau
bentuk tubuh pada awal masuk sekolah dasar umumnya masih belum seimbang.
Kekurangan seimbangan ini dapat diamati pada bagian kepala, badan dan kaki.
Kepala masih terlalu besar bila dibandingkan dengan anggota tubuh lainnya
seiring berjalannya waktu lambat laun anggota tubuh yang kurang seimbang menjadi
berkembang secara harmonis.
Pertumbuhan otak dan sistem syaraf merupakan salah satu aspek yang terpenting
dalam perkembangan individu. Pertumbuhan otak dan kepala jauh lebih cepat
dibandingkan bagian-bagian tubuh lainnya. Pada usia tiga tahun saja, pertumbuhan
otak anak sudah mencapai dua pertiga dari ukuran otak orang dewasa, dan
menjelang umur lima tahun, ukuran otak anak sudah mencapai kurang lebih 90%
dari ukuran otak orang dewasa. Selaras dengan pertumbuhan otak pada diri anak,
maka pertumbuhan syaraf otak juga semakin berkembang dengan sempurna sehingga
mempengaruhi terhadap kematangan kognisi/berfikir anak. Namun kematangan otak
ini tidak dapat berkembang tanpa adanya rangsangan-rangsangan dari luar. Respon
anak terhadap rangsangan dari luarpun diperlukan demi terwujudnya kesempurnaan
perkembangan kognisi anak.
Bab
V: Perkembangan Intelektual Dan
Kreativitas Anak
Perkembangan anak merupakan proses perubahan perilaku
dari tidak matang menjadi matang, dari sederhana menjadi kompleks, suatu proses
evolusi manusia dari ketergantungan menjadi makhluk dewasa yang mandiri.
Perkembangan anak adalah suatu proses perubahan dimana anak belajar menguasai
tingkat yang lebih tinggi dari aspek-aspek : gerakan, berpikir, perasaan, dan
interaksi baik dengan sesama maupun dengan benda-benda dalam lingkungan
hidupnya.
Bab VI: Perkembangan Sosial Anak Usia Sekolah Dasar
Perkembangan sosial merupakan perkembangan tingkah
laku pada anak dimana anak diminta untuk menyesuaikan diri dengan aturan yang
berlaku dalam lingkungan masyarakat. Dengan kata lain, perkembangan sosial
merupakan proses belajar anak dalam menyesuaikan diri dengan norma, moral dan
tradisi dalam sebuah kelompok.
Bab
VII: Perkembangan Emosional Anak Usia
Sekolah
Perkembangan emosi adalah suatu
keadaan yang kompleks dapat berupa perasaan pikiran yang di tandai oleh
perubahan biologis yang muncul dari perilaku seseorang. Indikator-indikator
perkembangan emosi anak usia dini seperti dapat menunjukkan emosi yang wajar,
Terbiasa menunjukkan sikap kedisplinan dan mentaati peraturan, serta dapat
bertanggung jawab di setiap perilakunya.
Bab
VIII: Perkembangan Moral Anak Usia Sekolah
Dasar
Dalam perkembangan moral anak harus
belajar mana yang benar mana yang salah. Kemudian, begitu anak bertambah besar,
ia juga harus tahu alasan mengapa sesuatu dianggap benar sementara lain tidak. Dengan
demikian, anak perlu dilibatkan dalam aktivitas kelompok, tetapi yang
terpenting tetap perlu mengembangkan harapan melakukan mana yang baik dan mana
yang benar. Pada usia sekolah dasar, anak sudah dapat mengikuti pertautan atau
tuntutan dari orang tua atau lingkungan sosialnya. Pada akhir usia ini, anak
sudah memahami alasan yang mendasari suatu peraturan. Di samping itu, anak
sudah dapat mengasosiasikan setiap bentuk perilaku dengan konsep benar-salah
atau baik-buruk.Misalnya, dia menilai bahwa perbuatan nakal, berdusta, dan
tidak hormat kepada orang tua merupakan suatu yang salah atau buruk. Sedangkan
perbuatab jujur, adil dan sikap hormat kepada orang tua dan guru merupakan
sesuatu yang benar atau baik.
Bab IX: Perkembangan Bahasa Anak Usia
Sekolah Dasar
Perkembangan
bahasa pada dasarnya adalah kemampuan
individu untuk berkomunikasi dengan lingkungan. Komunikasi dipergunakan untuk
menjalin relasi dengan orang lain sehingga kita merasa menjadi bagian dari
lingkungan. Kemampuan bahasa berkembang sepanjang masa sekolah. Siswa makin
mampu memahami dan menginterpretasi komunikasi baik lisan, tulisan maupun
bahasa tubuh yang membuat diri mereka dipahami dan memahami orang-orang
yang ada disekitarnya.
Perkembangan bahasa terkait dengan
perkembangan kognitif, yang berarti faktor intelegensi sangat berpengaruh terhadap
perkembangan kemampuan berbahasa. Semakin
besar anak tumbuh dan berkembang, kemampuan bahasanya mulai
berkembang dari tingkat yang sangat sederhana menuju yang kompleks.
Perkembangan bahasa dipengaruhi oleh lingkungan karena bahasa pada dasarnya
merupakan hasil belajar dari lingkungannya. Anak belajar bahasa seperti halnya
belajar hal yang lain, yaitu dengan meniru dan mengulang kata-kata yang dipakai
orang dewasa.
Bab
X: Proses Pembelajaran Di Sekolah
Dasar
Masa usia sekolah dasar adalah masa
kanak-kanak akhir yang berlangsung dari usia enam hingga kira-kira usia sebelas
atau dua belas tahun. Sesuai dengan karakteristik atau anak usia sekolah dasar
yang suka bermain, memiliki rasa ingin tahu yang besar, mudah terpengaruh oleh
lingkungan, dan gemar membentuk kelompok sebaya. Oleh karena itu, pembelajaran
di sekolah dasar diusahakan untuk tercipatanya suasana yang kondusif dan
menyenangkan.
Bab
XI: Motivasi Peserta Didik Dalam
Belajar
Motivasi ini diberikan oleh guru sebagai upaya guru
untuk menumbuhkan dorongan belajar, baik dari dalam diri anak atau dari luar
diri anak, sehingga anak belajar seoptimal mungkin sesuai dengan potensi yang
dimilikinya.
Bab
XII: Lingkungan Perkembangan Anak Usia
Sekolah Dasar
Lingkungan
merupakan salah satu faktor yang berpengaruh besar terhadap keberhasilan
penanaman nilai-nilai estetika dan etika untuk pembentukan karakter. Oleh
karena itu pembelajaran akan efektif apabila ditunjang dengan lingkungan dan
suasana belajar yang kondusif. Jadi kegiatan bermain yang memberikan kesempatan
kepada anak untuk berinteraksi dengan teman dan lingkungannya perlu lebih
diprioritaskan.
Komentar
Posting Komentar