Laporan Bacaan 6

 LAPORAN BACAAN

OLEH: RAHANETA DEWI

(11901068)


Identitas Buku

Judul       : Strategi Pembelajaran

Penulis    : Dr. Wahyudin Nur Nasution, M.Ag.

Penerbit  : PERDANA PUBLISHING

Tebal      : 161 Halaman


I.  PENDAHULUAN


    Buku yang dilaporkan adalah buku yang berjudul Strategi Pembelajaran yang ditulis oleh Dr. Wahyudin Nur Nasution, M.Ag. Buku ini diterbitkan pada tahun 2017 dan dicetak di Medan. Oleh penerbit Perdana Publishing dengan tebal 161 halaman.

    Materi dalam buku ini disajikan dalam beberapa bab yang selalu didahului oleh penjelasan isi bab dan tujuan instruksional yang dapat dijadikan patokan oleh pembaca untuk memahami materi setiap subbab. Adapun cakupan materi secara umum yang dibentangkan dalam buku ini antara lain: hakikat strategi pembelajaran, sistem pembelajaran dalam standar proses pendidikan, keterampilan dasar mengajar, media dalam proses pembelajaran, pembelajaran efektif, cara belajar siswa aktif, jenis-jenis strategi pembelajaran, jenis-jenis metode pembelajaran.


II. LAPORAN BAGIAN BUKU

    Buku yang dilaporkan adalah buku yang berjudul Strategi Pembelajaran yang ditulis oleh Dr. Wahyudin Nur Nasution, M.Ag. Buku ini diterbitkan pada tahun 2017 dan dicetak di Medan. Oleh penerbit Perdana Publishing dengan tebal 161 halaman. Disusun dengan komposisi materi yang sesuai dengan kebutuhan pengetahuan dalam pengelolaan siswa dalam proses pembelajaran di kelas dengan melakukan serangkaian kegiatan yang sistematis dalam mengoptimalkan pembelajaran pada aspek afektif dan mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran.


Bab I: Pendahuluan

Pendidik merupakan salah satu komponen dari sistem pendidikan yang memiliki peran penting dalam menentukan keberhasilan suatu proses pembelajaran, karena tugas utama pendidik tidak hanya mengajar, tapi juga mendidik, membimbing, melatih, dan mengevaluasi proses dan hasil belajar dan pembelajaran. Dalam menjalankan tugasnya, pendidik juga dituntut untuk dapat mengembangkan strategi pembelajaran yang efektif dan efisien, dan dapat memfasilitasi peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran secara optimal. Oleh karena itu, dalam standar nasional pendidikan disebutkan bahwa salah satu kompetensi yang harus dimiliki pendidik adalah kompetensi pedagogik, yaitu kemampuan pendidik dalam mengelola pembelajaran secara efektif dan efisien. Untuk dapat mengelola pembelajaran secara efektif dan efisien, seorang pendidik membutuhkan pengetahuan tentang strategi pembelajaran. Pengetahuan tentang strategi pembelajaran antara lain dapat diperoleh dan dipelajari melalui mata kuliah strategi pembelajaran. Karena itu, maka mata kuliah strategi pembelajaran merupakan mata kuliah wajib dan harus dipelajari calon pendidik dan atau pendidik. Tujuan dipelajarinya mata kuliah strategi pembelajaran antara lain adalah agar calon pendidik dan atau pendidik mengetahui komponen-komponen dasar keilmuan yang perlu diperhatikan dan dipertimbangkan untuk mengembangkan strategi pembelajaran yang efektif dan efisien. Untuk memfasilitasi calon pendidik dan atau pendidik, dalam mengikuti mata kuliah strategi pembelajaran, perlu tersedia sarana bacaan yang memuat materi tentang konsep, dasar-dasar, dan jenis-jenis strategi pembelajaran.

Bab II: Hakikat Strategi Pembelajaran

Kata strategi berasal dari bahasa Latin, yaitu ‘strategia’ yang berarti seni penggunaan rencana untuk mencapai tujuan. Secara umum strategi adalah alat, rencana, atau metode yang digunakan untuk menyelesaikan  suatu tugas. Dalam konteks pembelajaran, strategi berkaitan dengan pendekatan dalam penyampaian materi pada lingkungan pembelajaran. Strategi pembelajaran juga dapat diartikan sebagai pola kegiatan pembelajaran yang dipilih dan digunakan guru secara kontekstual, sesuai dengan karakteristik peserta didik, kondisi sekolah, lingkungan sekitar dan tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Strategi pembelajaran terdiri dari metode, teknik, dan prosedur yang akan menjamin bahwa peserta didik akan betul-betul mencapai tujuan pembelajaran.

Dick dan Carey (1996: 184) menyebutkan bahwa terdapat 5 komponen strategi pembelajaran, yaitu kegiatan pembelajaran pendahuluan, penyampaian informasi, partisipasi peserta didik, tes dan kegiatan lanjutan. Pertama, kegiatan pembelajaran pendahuluan. Kegiatan pembelajaran pendahuluan memiliki peranan penting dalam proses pembelajaran. Pada kegiatan ini pendidik diharapkan dapat menarik minat peserta didik atas materi pelajaran yang akan disampaikan. Kegiatan pendahuluan yang disampaikan dengan menarik akan dapat memotivasi peserta didik untuk belajar. Kedua, penyampaian informasi. Dalam kegiatan ini pendidik akan menetapkan secara pasti informasi, konsep, aturan, dan prinsip-prinsip apa yang perlu disajikan kepada peserta didik. Di sinilah penjelasan pokok tentang semua materi pembelajaran. Kesalahan utama yang sering terjadi pada tahap ini adalah menyajikan informasi terlalu banyak, terutama jika sebagian besar informasi itu tidak relevan dengan tujuan pembelajaran (Al Muchtar, dkk, 2007: 2.7). Ketiga, partisipasi peserta didik. Partisipasi peserta didik sangat penting dalam proses pembelajaran. Proses pembelajaran akan lebih berhasil apabila peserta didik secara aktif melakukan latihan-latihan secara langsung dan relevan dengan tujuan pembelajaran yang sudah ditetapkan (Nurani, dkk., 2003: 1.11).  Keempat, tes. Ada dua jenis tes atau penilaian yang biasa dilakukan oleh kebanyakan pendidik, yaitu pretest dan posttest (Al Muchtar, 2007: 2.8). Kelima, kegiatan lanjutan. Kegiatan lanjutan atau follow up, secara prinsip ada hubungannya dengan hasil tes yang telah dilakukan. Karena kegiatan lanjutan esensinya adalah untuk mengoptimalkan hasil belajar peserta didik (Winaputra, 2001: 3.43).

Ada empat prinsip umum yang harus diperhatikan pendidik dalam penggunaan strategi pembelajaran, yaitu: Berorientasi pada tujuan, Aktivitas, Individualitas, Integritas. Keempat prinsip tersebut sejalan dengan peraturan pemerintah No. 32 tahun 2013, yang menyatakan bahwa proses pembelajaran pada satu satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik, serta psikologis peserta didik. Untuk itu setiap satuan pendidikan melakukan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran serta penilaian proses pembelajaran untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas ketercapaian kompetensi lulusan. Sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi maka prinsip pembelajaran yang digunakan: a. Dari peserta didik diberi tahu menuju peserta didik mencari tahu; b. Dari guru sebagai satu-satunya sumber belajar menjadi belajar berbasis aneka sumber belajar; c. Dari pendekatan tekstual menuju proses sebagai penguatan penggunaan pendekatan ilmiah; d. Dari pembelajaran berbasis konten menuju pembelajaran berbasis kompetensi; e. Dari pembelajaran parsial menuju pembelajaran terpadu; f. Dari pembelajaran yang menekankan jawaban tunggal menuju pembelajaran dengan jawaban yang kebenarannya multi dimensi; g. Dari pembelajaran verbalisme menuju keterampilan aplikatif; h. peningkatan dan keseimbangan antara keterampilan fisikal (hardskills) dan keterampilan mental (softskills); i. pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik sebagai pembelajar sepanjang hayat; j. pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan (ing ngarso sung tulodo), membangun kemauan (ing madyo mangun karso), dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran (tut wuri handayani); k. pembelajaran yang berlangsung di rumah, di sekolah, dan di masyarakat; l. pembelajaran yang menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru, siapa saja adalah peserta didik, dan di mana saja adalah kelas; m. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran; dan n. Pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang budaya peserta didik (Permendikbud No. 65 Tahun 2013, 1-2). Sehubungan dengan prinsip tersebut, dikembangkan standar proses yang mencakup perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran.

Pada dasarnya terdapat tiga komponen prosedur yang lazim dilaksanakan dalam proses pembelajaran, yaitu komponen pendahuluan, penyajian, dan penutup (Nurani, dkk., 2003: 4.13). Pada masing-masing kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh pendidik akan menunjukkan berbagai variasi. Variasi ini disebabkan karena dalam setiap aktualisasi kegiatan pembelajaran menunjukan prosedur yang berbeda.

Bab III: Sistem Pembelajaran Dalam  Standar Proses Pendidikan

Istilah sistem telah digunakan secara luas. Istilah ini secara umum berarti benda, peristiwa, kejadian atau cara yang terorganisasi yang terdiri atas bagian-bagian yang lebih kecil dan seluruh bagian tersebut secara bersama-sama berfungsi untuk mencapai tujuan tertentu (Suparman, 1997: 4). pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta didik dengan pendidik dan dengan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Oleh karena itu, dalam proses pembelajaran dapat terjadi lima jenis interaksi, yaitu 1) interaksi antara pendidik dengan peserta didik, 2) interaksi antar sesama peserta didik, 3) interaksi peserta didik dengan nara sumber, 4) interaksi peserta didik bersama pendidik dengan sumber belajar yang sengaja dikembangkan, dan 5) interaksi peserta didik dengan pendidik bersama lingkungan.

Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi sistem pembelajaran, diantaranya faktor pendidik, peserta didik, sarana dan prasarana, alat dan media yang tersedia, serta faktor lingkungan (Sanjaya, 2006: 50). Faktor lain yang dapat mempengaruhi sistem pembelajaran adalah iklim sosial psikologis. 

Standar proses pendidikan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan pendidikan untuk mencapai standar kompetensi lulusan (Sanjaya, 2006: 4-5).


Bab IV: Keterampilan Dasar Mengajar

Agar dapat melaksanakan tugasnya dengan baik, pendidik dipersyaratkan untuk menguasai keterampilan dasar mengajar, yang merupakan salah satu aspek penting dalam kompetensi pendidik. Keterampilan dasar mengajar merupakan suatu keterampilan yang menuntut latihan yang terprogram untuk dapat menguasainya. Pendidik yang menguasai keterampilan ini akan mampu mengelola kegiatan pembelajaran secara lebih efektif, yang pada gilirannya mampu meningkatkan kualitas pembelajaran. Menurut hasil penelitian Turney dalam Winata Putra (2002: 7.2), terdapat delapan keterampilan dasar mengajar yang dianggap menentukan keberhasilan pembelajaran. Keterampilan itu adalah sebagai berikut: Keterampilan bertanya; Keterampilan memberi penguatan; Keterampilan mengadakan variasi; Keterampilan menjelaskan; Keterampilan membuka dan menutup pelajaran; Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil; Keterampilan mengelola kelas; Keterampilan mengelola kelompok kecil dan perorangan.


Bab V: Media Dalam Proses Pembelajaran

Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang digunakan untuk menyalurkan pesan serta dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan si peserta didik sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar yang disengaja, bertujuan, dan terkendali.

Secara umum manfaat media dalam proses pembelajaran adalah memperlancar proses interaksi antara pendidik dan peserta didik dan hal ini pada gilirannya akan membantu peserta didik belajar secara optimal.

Pengklasifikasian media pembelajaran berdasarkan ciri-ciri tertentu dikenal dengan sebutan taksonomi media. Seperti Grafis, bahan cetak, dan gambar diam, Media proyeksi diam, Media Audio, Audio ditambah media visual diam, Gambar hidup (film), Televisi, dan Multimedia. 

Bab VI: Pembelajaran Efektif

Pembelajaran efektif adalah pembelajaran yang dapat menghasilkan belajar yang bermanfaat dan terfokus pada peserta didik melalui penggunanaan prosedur yang tepat. Definisi ini mengandung arti bahwa dalam pembelajaran efektif terdapat dua hal penting, yaitu terjadinya belajar pada peserta didik dan apa yang dilakukan oleh pendidik untuk membelajarkan peserta didiknya (Miarso, 2005: 536). 

Menurut Wotruba and Wright, ada tujuh indikator yang menunjukkan pembelajaran yang efektif yaitu: Pengorganisasian kuliah yang baik; Komunikasi secara efektif; Penguasaan dan antusiasme dalam mata kuliah; Sikap positif terhadap mahasiswa; Pemberian ujian dan nilai yang adil; Keluwesan dalam pendekatan mengajar; Hasil belajar mahasiswa yang baik (Centra, 1982: 18).

Bab VII: Cara Belajar Siswa Aktif

Cara belajar siswa aktif merupakan salah satu aplikasi dari pendekatan pembelajaran inovatif. Cara belajar siswa aktif menurut Sriyono (1995) adalah suatu cara atau usaha mempertinggi atau mengoptimalkan kegiatan belajar peserta didik dalam proses pembelajaran. Menurut Joni (1977) hakikat Cara belajar siswa aktif itu sendiri adalah pemberian penalaran (pemikiran) dengan menyikapi cara atau usaha mengoptimalkan kegiatan belajar peserta didik untuk membentuk manusia yang dapat menyesuaikan diri dan dapat hidup di tengah-tengah masyarakat. Sementara itu, menurut Nurani, dkk (2003: 1.20) Cara belajar siswa aktif adalah suatu sistem belajar mengajar yang menekankan keaktifan peserta didik secara fisik, mental, intelektual, dan emosional. Tujuannya adalah memperoleh hasil belajar yang berbentuk perpaduan antara aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Bab VIII: Jenis-Jenis Strategi Pembelajaran

Istilah ekspositori berasal dari konsep eksposisi, yang berarti memberikan penjelasan. Dalam konteks pembelajaran eksposisi merupakan strategi yang dilakukan pendidik untuk mengatakan atau menjelaskan faktafakta, gagasan-gagasan, dan informasi-informasi penting lain kepada para peserta didik (Jarolimek dan Foster, 1981: 110-111). Menurut Sanjaya (2006: 177), strategi pembelajaran ekspositori adalah strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang pendidik kepada sekolompok peserta didik dengan maksud agar peserta didik dapat menguasai materi pelajaran secara optimal. Strategi pembelajaran ekspositori cenderung menekankan penyampaian informasi yang bersumber dari buku teks, referensi atau pengalaman pribadi. Berikut beberapa contoh strategi dalam pembelajaran: Strategi Pembelajaran Inkuiri, Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah (SPBM), Starategi Pembelajaran Kooperatif, Strategi Pembelajaran Afektif, Strategi Pembelajaran Kontekstual, Strategi Pembelajaran Aktif, dan Strategi Pembelajaran Quantum.


Bab IX: Jenis-Jenis Metode Pembelajaran

Metode adalah suatu cara yang teratur atau yang telah dipikirkan secara mendalam untuk digunakan dalam mencapai sesuatu. Metode pembelajaran adalah cara menyajikan materi kepada peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu (Budiarjo, 2005: 1). Agar tujuan pembelajaran dapat dicapai peserta didik secara efektif dan efisien, tentunya pendidik harus memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam memilih dan menggunakan berbagai metode. Berikut beberapa jenis-jenis metode pembelajaran: Metode Ceramah, Metode Tanya Jawab, Metode Diskusi, Metode Pemberian Tugas, Metode Simulasi, Metode Demonstrasi, dan Metode Eksperimen.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Laporan Bacaan 2

LAPORAN BACAAN 7