Laporan Bacaan1
LAPORAN BACAAN
OLEH: RAHANETA DEWI
(11901068)
Identitas
Buku
Judul :
Manajemen Sekolah/Madrasah Konsep, Teori, dan Aplikasinya
Penulis :
Dra. Nurlena Rifa’i, MA, Ph.D. dan Dr.
Sita Ratnaningsih, M. Pd.
Penerbit :
Madani
Tebal :
140 Halaman
I. PENDAHULUAN
Buku yang dilaporkan adalah buku
yang berjudul Manajemen Sekolah/Madrasah Konsep, Teori, dan Aplikasinya yang
ditulis oleh Dra. Nurlena Rifa’i, MA, Ph.D.
dan Dr. Sita Ratnaningsih, M. Pd. Buku ini diterbitkan pada tahun 2017
dan dicetak di Malang oleh penerbit Madani dengan tebal 140 halaman.
Buku
ini menjelaskan tentang bahan ajar manajemen sekolah/madrasah yang mencakup
sejarah dan alasan penerapan manajemen berbasis sekolah, Komponen-komponen
manajemen berbasis sekolah, strategi pembaruan menuju manajemen berbasis
sekolah, mutu pendidikan dan sekolah efektif, visi kelembagaan profesional,
restrukturisasi dan peningkatan kinerja sekolah, pengorganisasian,
penganggaran, kepemimpinan dalam manajemen sekolah, desentralisasi pendidikan
dan kewenangan sekolah, pembuatan dan pengambilan keputusan dalam manajemen
berbasis sekolah, koordinasi, komunikasi dan supervisi dalam manajemen berbasis
sekolah.
Materi
dalam buku ini disajikan dalam beberapa bab yang selalu didahului oleh penjelasan
isi bab dan tujuan instruksional yang dapat dijadikan patokan oleh pembaca
untuk memahami materi setiap subbab. Adapun cakupan materi secara umum yang
dibentangkan dalam buku ini antara lain: Sejarah dan latar belakang penerapan
manajemen berbasis sekolah atau madrasah, manajemen komponen-komponen madrasah
atau sekolah, strategi pembaharuan manajemen berbasis sekolah, mutu pendidikan
dan sekolah efektif, visi, misi, tujuan atau sasaran kelembagaan profesional
dalam manajemen berbasis sekolah, restrukturisasi dan peningkatan kinerja
sekolah, pengorganisasian dalam kerangka manajemen berbasis sekolah,
penganggaran dalam kerangka manajemen berbasis sekolah, kepemimpinan dalam
manajemen sekolah, implementasi manajemen berbasis sekolah peluang dan tantangan,
desentralisasi pendidikan dan kewenangan sekolah, pembuat dan pengambilan
keputusan dalam manajemen berbasis sekolah, koordinasi, komunikasi dan
supervisi dalam manajemen berbasis sekolah.
II. LAPORAN
BAGIAN BUKU
Buku Manajemen
Sekolah/Madrasah Konsep, Teori, dan Aplikasinya yang ditulis oleh Dra. Nurlena
Rifa’i, MA, Ph.D. dan Dr. Sita
Ratnaningsih, M. Pd. Pada tahun 2017
ini, disusun dengan komposisi materi yang sesuai dengan kebutuhan perkuliahan
Manajemen Pendidikan di Perguruan tinggi.
Bab
I: Sejarah Dan Latar Belakang Penerapan Manajemen Berbasis Sekolah/Madrasah
Bab I menyajikan tentang Sejarah
Dan Latar Belakang Penerapan Manajemen Berbasis
Sekolah/Madrasah. Penjelasan bab ini dimulai dengan pendahuluan
gagasan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS), Produk hukum tersebut mengisyaratkan
terjadinya pergeseran kewenangan dalam pengelolaan pendidikan dan melahirkan
wacana akuntabilitas pendidikan. Gagasan Manajemen Berbasis Sekolah perlu
dipahami dengan baik oleh seluruh pihak yang berkepentingan dalam
penyelenggaraan pendidikan, khususnya sekolah, karena implementasi Manajemen
Berbasis Sekolah tidak sekedar membawa perubahan dalam kewenangan akademik
sekolah dan tatanan pengelolaan sekolah, akan tetapi membawa perubahan pula
dalam pola kebijakan dan orientasi partisipasi orang tua dan masyarakat dalam
pengelolaan sekolah. Oleh karenanya, gagasan tersebut mengarah kepada praktek
otonomi pengelolaan sekolah. Kepentingan utama format otonomi sekolah adalah
tampilnya kemandirian sekolah untuk meningkatkan kinerja nya sendiri, dengan
mengakomodasi berbagai potensi sumber daya sekolah, yang ada pada akhirnya
ditujukan untuk meningkatkan mutu pendidikan dalam wujud mutu hasil belajar
para siswa. Dengan demikian, kajian terhadap MBS hendaknya dalam konteks
menciptakan sekolah sebagai tempat yang kondusif bagi layanan pembelajaran,
yang selanjutnya dapat meningkatkan kinerja nya untuk meningkatkan mutu hasil
belajar.
Selanjutnya
penulis menjelaskan tentang konsep Manajemen Berbasis Sekolah/Madrasah yaitu:
Manajemen berbasis sekolah merupakan
gagasan yang menempatkan kewenangan pengelolaan sekolah dalam satu keutuhan
entitas sistem titik di dalamnya terkandung adanya desentralisasi kewenangan
yang diberikan kepada sekolah untuk membuat keputusan titik sebagai satu
institusi sosial Maka makna kewenangan mengambil keputusan daknya dilihat dalam
perspektif peran sekolah yang sesungguhnya. Oleh karenanya gagasan Manajemen
Berbasis Sekolah sering dipertimbangkan sebagai upaya memposisikan kembali
peran sekolah yang sesungguhnya. Dalam konteks ini maka aspirasi pihak-pihak
yang berkepentingan dengan sekolah diakomodasikan dalam berbagai kepentingan
yang ditujukan untuk peningkatan kinerja sekolah, antara lain direfleksikan
pada rumusan visi, misi, tujuan dan program program prioritas sekolah.
Pada akhir bab, penulis menjelaskan tentang indikator-indikator
efektifitas. Disini dijelaskan bahwa ada dua indikator efektifitas, yaitu:
1.
Multi-tingkat, yaitu pada tingkat sekolah, kelompok, individual,
dan indikator.
2.
Multi segi, mencakup input proses dan output sekolah di samping
perkembangan akademik siswa.
Bab II: Manajemen Komponen-Komponen
Madrasah/Sekolah
Pada bab II menjelaskan tentang Manajemen Komponen-Komponen
Madrasah/Sekolah. Pada bab ini dijelaskan bahwa pada dasarnya manajemen
komponen-komponen madrasah atau sekolah meliputi hal-hal sebagai berikut:
1. Manajemen personalia,
2. Manajemen kesiswaan,
3. Manajemen kurikulum sekolah atau
madrasah,
4. Manajemen keuangan,
5. Manajemen sarana dan prasarana.
Bab III: Strategi Pembaharuan
Manajemen Berbasis Madrasah/Sekolah
Pada
bab ini menjelaskan tentang strategi
pembaharuan manajemen pendidikan yang dimulai dengan menjelaskan strategi
perubahan manajemen pendidikan yang inovatif, perencanaan strategi sumber daya,
dan terakhir proses dan model pengembangan manajemen pendidikan. Inti dari bab
ini adalah proses pembaharuan dalam bidang administrasi atau manajemen pendidikan
harus dapat diterapkan juga di sekolah-sekolah dan dirasakan manfaatnya bagi
seluruh staf sekolah, siswa, dan masyarakat.
Bab IV: Mutu Pendidikan dan Sekolah
Efektif
Bab
ini menjelaskan tentang penerapan sekolah bermutu, sekolah efektif, dan sekolah
sebagai pusat kebudayaan dan agen perubahan. Pada bab ini dijelaskan bahwa pada
dasarnya sekolah yang bermutu dan efektif itu memiliki beberapa kriteria
sebagai berikut:
1.
Mempunyai standar kerja yang tinggi dan jelas mengenai untuk apa
setiap siswa harus mengetahui dan dapat mengerjakan sesuatu.
2.
Mendorong aktifitas, pemahaman multibudaya, kesetaraan gender, dan
mengembangkan secara tepat pembelajaran menurut standar potensi yang dimiliki
oleh para pelajar.
3.
Mengharapkan para siswa untuk mengambil peran tanggung jawab dalam
belajar dan perilaku dirinya.
4.
Mempunyai instrument evaluasi dan penilaian prestasi belajar siswa
yang terkait dengan standar pelajar, menentukan umpan balik yang bermakna untuk
siswa, keluarga, staf, dan lingkungan tentang pembelajaran siswa.
5.
Menggunakan metode pembelajaran yang berakar pada penelitian
pendidikan dan professional.
6.
Mengorganisasikan sekolah dan kelas untuk mengkreasikan lingkungan
yang bersifat memberi dukungan bagi kegiatan pembelajaran.
7.
Pembuatan keputusan secara demkratis dan akuntabilitas untuk
kesuksesan siswa dan kepuasan pengguna.
8.
Menciptakan rasa aman, sifat saling menghargai, dan
mengakomodasikan lingkungan secara efektif.
9.
Mempunyai harapan yang tinggi kepada semua staf untuk menumbuhkan
kemampuan professional dan meningkatkaan ketrampilan praktisnya.
10. Secara aktif melibatkan keluarga di
dalam membantu siswa untuk mencapai sukses.
11. Bekerja sama dengan masyarakat dan
pihak-pihak lain untuk mendukung siswa dan keluarganya.
Bab
V: Visi, Misi, Tujuan/Sasaran Kelembagaan Profesional dalam Manajemen Berbasis
Sekolah
Bab V menjelaskan tentang penyusunan
visi, misi, dan tujuan manajemen berbasis sekolah. Diemulai dengan menjelaskan
hakikat visibaru dalam manajemen berbasis sekolah pada bab ini. Pada bab ini
juga menjelaskan beberapa hal yang harus diperhatikan dalam merumuskan misi
sekolah antara lain:
1.
Pernyataan misi sekolah harus menunjukkan secara jelas mengenai
Apa yang hendak dicapai oleh sekolah.
2.
Perumusan misi sekolah selalu dalam bentuk kalimat yang
menunjukkan "tindakan" dan bukan kalimat yang menunjukkan
"keadaan" sebagaimana pada rumusan visi.
3.
Satu indikator visi dapat dirumuskan lebih dari satu rumusan misi.
Antara indikator visi dengan rumusan misi harus ada keterkaitan atau terdapat
benang merahnya secara jelas.
4.
Misi sekolah menggambarkan tentang produk atau pelayanan yang akan
diberikan pada masyarakat (siswa).
5.
Kualitas produk atau layanan yang ditawarkan harus memiliki daya
saing yang tinggi, namun di sesuaikan dengan kondisi sekolah.
6.
Misi harus mampu menggambarkan berbagai kepercayaan dan
nilai-nilai yang dianut sekolah atau madrasah.
7.
Statement misi harus berorientasi ke masa depan dan mampu
menggambarkan sekolah atau Madrasah pada masa yang akan datang dengan berpijak
pada apa yang telah ada.
8.
Statement misi harus fokus pada pencapaian visi.
9.
Statement misi merupakan statement yang singkat dan padat tidak
lebih dari dua kalimat.
Bab VI: Restrukturisasi dan
Peningkatan Kinerja Sekolah
Pada bab ini menjelaskan tentang peningkatan
kinerja sekolah sangat mungkin merupakan harapan yang tidak realistis kalau
manajemen berbasis sekolah diterjemahkan sebatas untuk penciptaan keseimbangan
otoritas antara sekolah dan instansi di atasnya, apalagi sekadar mengalihkan
tugas instansi diatasnya ke tingkat sekolah. Pelaksanaan manajemen berbasis
sekolah dan kinerja komunitas sekolah dalam meningkatkan prestasi siswa sangat
mungkin menjadi dua sisi yang tidak bersentuhan, Jika beberapa faktor dominan
berupa Peningkatan Prestasi tersebut tidak tampak seperti mutu guru, mutu siswa
sebagai masukan, lingkungan belajar yang menyenangkan, kebanggaan anak terhadap
sekolahnya, disiplin sekolah dan disiplin belajar, ketersediaan sumber-sumber
belajar, partisipasi orang tua dalam membimbing anaknya di rumah.
Bab VII: Pengorganisasian dalam
Kerangka Manajemen Berbasis Sekolah
Bab VII menjelaskan tentang pengorganisasian
dalam kerangka manajemen berbasis sekolah. Dimulai dengan menjelaskan hakikat organisasi
pada bab ini. Istilah organisasi berasal dari bahasa Latin, organum yang
berarti alat, bagian, unsur, unit, anggota atau badan. Secara definisi
organisasi adalah unit sosial yang sengaja dibangun untuk mencapai tujuan
tertentu. Dalam konteks institusi persekolahan, organisasi dapat didefinisikan
sebagai unit sosial yang berbasis pada ideologi akademik atau vokasional yang
sengaja dibangun dan distrukturkan untuk mencapai tujuan tertentu secara
efektif dan efisien.
Bab VIII: Penganggaran dalam Kerangka
Manajemen Berbasis Sekolah
Pada bab ini menjelaskan tentang
anggaran strategi dalam kerangka manajemen berbasis sekolah. Bab ini juga
menjelaskan berbagai sumber dana yang dapat diidentifikasi untuk
sekolah/madrasah, adalah:
A.
Pemerintah Pusat/APBN:
1.
Dana Alokasi Belanja Pegawai
2.
DBO/BOMM
3.
JPS, BKS
4.
Penerimaan lainnya.
B.
Pemerintah Provinsi/Kabupaten-Kota/APBD:
1.
Dana Alokasi Belanja Pegawai
2.
BOS
3.
Lainnya
C.
Iuran Sekolah/Madrasah
D.
Usaha Sekolah/Madrasah
E.
Sumber yang lainnya.
Bab IX: Kepemimpinan dalam
Manajemen Sekolah
Bab IX menjelaskan tentang hakikat
kepemimpinan dan klasifikasi tipe-tipe utama pemimpin sebagai berikut:
1.
Pemimpin otokratis,
2.
Kepemimpinan militerisme,
3.
Fathernalistis,
4.
Kepemimpinan karismatis, dan
5.
Kepemimpinan demokratis.
Selain itu juga pada bab ini
menjelaskan tentang kepemimpinan transformasional dalam manajemen berbasis
sekolah. Untuk dapat menerapkan gaya kepemimpinan transformasional tersebut,
seorang kepala sekolah mempunyai 3 komponen yang harus dimiliki yaitu:
1.
Memiliki karisma yang di dalamnya termuat perasaan cinta antara
kepala sekolah dan guru/pegawai secara timbal balik sehingga memberikan rasa
aman, percaya diri, dan saling percaya dalam bekerja.
2.
Memiliki kepekaan individual yang memberikan perhatian pada setiap
guru/pegawai berdasarkan minat dan kemampuan guru untuk mengembangkan
profesionalnya.
3.
Memiliki kemampuan untuk membeerikan simulasi intelektual kepada
guru serta mampu mempengaruhi guru untuk berpikir dan mencari berbagai
alternatif baru yang mengarah pada peningkatan mutu.
Bab X: Implementasi Manajemen
Berbasis Sekolah Peluang Dan Tantangan
Pada bab ini menjelaskan tentang
peluang dan tantangan dalam implementasi manajemen berbasis sekolah. Penerapan
manajemen berbasis sekolah yang efektif secara spesifik mengidentifikasi beberapa
peluang dari penerapan manajemen berbasis sekolah, yaitu:
a.
Memungkinkan orang-orang yang kompeten di sekolah untuk mengambil
keputusan yang akan meningkatkan pembelajaran.
b.
Memberi peluang bagi seluruh anggota sekolah untuk terlibat dalam
pengambilan keputusan penting.
c.
Mendorong munculnya kreativitas dalam rancang bangun program
pembelajaran.
d.
Mengarahkan kembali sumber daya yang tersedia untuk mendukung
tujuan yang dikembangkan di setiap sekolah.
e.
Menghasilkan rencana anggaran yang lebih realistik ketika orang
tua dan guru makin menyadari keadaan keuangan sekolah, batasan pengeluaran, dan
biaya program-program sekolah.
Bab XI: Desentralisasi Pendidikan
dan Kewenangan Sekolah
Bab XI menjelaskan tentang desentralisasi
pendidikan, dewan sekolah dan BP3, dan peran orang tua dalam pengembangan
sekolah. Desentralisasi pengelolaan pendidikan di Indonesia disamping diakui
sebagai kebijakan politis yang terkait dengan pendidikan juga merupakan
kebijakan yang terkait dengan banyak hal. Adapun pengertian dewan sekolah
adalah lembaga atau badan khusus yang dibentuk berdasarkan musyawarah yang
demokratis oleh para stakeholders pendidikan di tingkat sekolah, sebagai
representasi dari berbagai unsur yang bertanggung jawab terhadap peningkatan
mutu pendidikan di sekolah. Sedangkan pengertian badan pembantu penyelenggara
pendidikan atau disingkat BP3 adalah organisasi yang dibentuk oleh SMK dan
orang tua peserta didik untuk membantu terselenggaranya proses pendidikan dan
pelatihan secara lebih efektif dan efisien. Adapun peran orang tua dalam
pengembangan sekolah mencakup hal-hal sebagai berikut:
1.
Partisipasi buah pikiran atau ide.
2.
Partisipasi tenaga.
3.
Partisipasi keahlian atau keterampilan.
4.
Partisipasi harta benda.
Bab XII: Pembuatan Dan Pengambilan
Keputusan Dalam Manajemen Berbasis Sekolah
Pada bab ini menjelaskan tentang
manajemen sekolah yang bermutu dalam konteks pembuatan keputusan biasanya
memperhatikan kerangka berpikir sebagai berikut:
1.
Keputusan manajemen sekolah diawali oleh pemilihan alternatif yang
terbaik.
2.
Keputusan manajemen sekolah adalah keputusan yang membawa
pembaharuan.
3.
Proses kelompok berperan sangat besar dalam dunia manajemen
sekolah yang berhasil.
Bab XIII: Koordinasi, Komunikasi
Dan Supervise Dalam Manajemen Berbasis Sekolah
Bab XIII menjelaskan tentang
Koordinasi dalam manajemen berbasis sekolah, komunikasi dalam manajemen
berbasis sekolah, supervisi dalam manajemen berbasis sekolah. Manfaat
koordinasi dalam manajemen berbasis sekolah adalah:
1.
Menghilangkan dan menghindarkan perasaan satu sama lain, antara
pengawas, kepala sekolah, guru, dan para petugas atau personalia sekolah.
2.
Menghindarkan perasaan bahwa dirinya atau jabatannya merupakan hal
yang paling penting.
3.
Mengurangi timbulnya pertentangan antara pihak sekolah atau
pejabat dengan pihak pelaksana.
4.
Menghindarkan timbulnya perebutan fasilitas.
5.
Menghindarkan peristiwa menunggu yang terlalu lama.
6.
Menghindarkan adanya persamaan pekerjaan dalam suatu kegiatan di
sekolah.
7.
Menghindarkan adanya kekosongan pekerjaan dalam program atau tugas
oleh Kepala Sekolah.
8.
Menumbuhkan kesadaran kepala sekolah untuk saling memberikan
bantuan, terutama pada wilayah yang sama.
9.
Menumbuhkan kesadaran kepala sekolah untuk saling memberitahu
masalah yang dihadapi bersama dan bekerjasama dalam memecahkannya.
10. Memberikan jaminan tentang kesatuan
langkah di antara kepala sekolah dan guru.
11. Menjamin adanya kesatuan
kebijaksanaan kepala sekolah dalam wilayah tertentu.
12. Menjamin adanya kesatuan sikap
diantara kepala sekolah.
Komunikasi intern adalah komunikasi
yang terjalin antara komponen sekolah yang terdiri dari kepala sekolah, guru,
staf tata usaha, dan siswa. Komunikasi eksternal meliputi hubungan sekolah
dengan orang tua dengan tujuan saling membantu dan saling isi mengisi mengenai
bantuan keuangan dan barang-barang, untuk mencegah perbuatan yang kurang baik,
dan bersama-sama membuat rencana yang baik untuk sang anak. Supervisi dalam
manajemen berbasis sekolah pada hakikatnya nya adalah merupakan supervisi
pendidikan dalam rangka mendukung tercapainya tujuan manajemen berbasis
sekolah.
Komentar
Posting Komentar